Save Babakan Siliwangi ini adalah salah satu jargon yang banyak dipakai oleh para aktivis dari berbagai daerah, khususnya daerah Bandung. Hutan Babakan Siliwangi sekarang ini sedang ramai diperbincangkan, karena hutan tersebut akan di alih fungsikan menjadi sebuah restoran. Hal ini sungguh memprihatinkan hampir seluruh warga Bandung karena hutan yang harusnya berfungsi sebagai sumber dari udara segar dan berperan sebagai pencegah banjir ini akan dirobohkan hanya demi didirikannya sebuah restoran. Yang mana tidak akan terlalu berpengaruh baik terhadap kehidupan warga Bandung di masa yang akan datang. 

Hal ini banyak mengundang simpati  baik dari kalangan aktivis maupun warga sipil untuk mengutarakan suara penolakan akan rencana tersebut. Berbagai aksi dilakukan untuk menunjukkan ketidaksetujuan warga terhadap hal tersebut, salah satunya adalah dengan melakukan Long March dan mengadakan pameran di Yayasan Pameran Kebudayaan (YPK). 

Berbagai bantahan juga dilontarkan oleh PT. EGI selaku kontraktor bangunan. Mereka mengaku bahwa pembangunan restoran tersebut tidak akan merusak lingkungan, karena mereka menganut konsep "Keep Baksil Green". Namun menurut pandangan Barthes ini adalah sebuah perampokan bahasa. Kata “hijau” (green) yang merujuk pada sebuah gerakan pelestarian lingkungan atau gerakan ramah lingkungan (go green, keep green, green lifestyle) dirampok demi kepentingan komersial dan menutupi tindakan perusakan lingkungan. Pembangunan restoran di lahan hutan kota bagaimana pun akan menyebabkan kerusakan lingkungan dan merampas hak warga kota atas ruang publiknya. Mitos bekerja dengan cara pewajaran atau naturalisasi sehingga hal ini dapat ditutupi.

Meskipun bukan berasal dari Bandung tapi sudah seharusnya kita ikut mendukung gerakan penolakan terhadap rencana pembangunan tersebut. Hutan merupakan salah satu sumber kehidupan dari berbagai makhluk hidup dan menjaga kelestarian nya merupakan kewajiban kita. Semoga Tuhan YME membukakan mata hati para kontraktor itu, sehingga rencana pengalihfungsian hutan itu akan dibatalkan. Hal itu tentu akan membawa manfaat baik bagi kehidupan warga Bandung di masa yang akan datang.

 

 

Referensi :